Majelis Ulama Indonesia Kota Malang, melalui Komisi Dakwah, Seni Budaya dan Infokom, menilai bahwa fenomena kemajuan digital yang begitu masif saat ini, terkadang justru menimbulkan permasalahan baru, yakni perpecahan di kalangan masyarakat. Hal tersebut dikarenakan mudahnya setiap orang dengan berbagai kapasitas keilmuan, pengalaman dan pandangan yang berbeda-beda ikut serta berkomentar atas peristiwa yang terjadi sekalipun bukan bidang keahliannya. Masalah kecil menjadi besar, dan tak menutup kemungkinan justru menjadi sumber permusuhan dan perpecahan (khususnya antar pemuda).
Maka dari itu, MUI Kota Malang mengundang beberapa perwakilan pemuda/remaja dari berbagai organisasi dan aktivis masjid, dalam acara Sarasehan Memperkokoh Ukhuwah Ummat bersama Generasi Muda Islam, Ormas Islam, dan Remaja Masjid di Kota Malang. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Ahad, 14 November 2021, di hotel Savana Kota Malang. Hadir dalam sarasehan tersebut, diantaranya adalah perwakilan Kesra Pemkot Malang, Dewan Masjid Indonesia, pengurus Remaja Masjid, IPNU/IPPNU, Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Ansor dan Fatayat NU, HMI, PMII, IMM, dan unsur organisasi pemuda lainnya.

Dalam Sambutannya sebagai pelaksana, Ketua IV yang membidangi Dakwah, Seni Budaya dan Infokom, Prof. Dr. KH. Kasuwi Syaiban, berharap melalui kegiatan ini dapat menambah wawasan generasi muda Islam di Kota Malang untuk turut serta menjaga kerukunan dan kedamaian masyarakat khususnya di kota Malang, salah satu adalah gerakan kembali ke masjid. “Sarasehan ini, bertujuan menjalin silaturrahmi antara MUI dengan Ormas Kepemudaan Islam dan Remaja Masjid di Kota Malang. Selain itu, sebagai lengkah pembinaan Generasi Muda Islam di Kota Malang terkait pentingnya menjaga Kerukunan dan Kedamaian di masyarakat.” ujar KH Kasuwi.
Sementara itu, Drs. KH. Chamzawi (Wakil Ketua Umum MUI Kota Malang), memberi arahan bahwa kegiatan ini harus dijadikan sarana reaktualisasi makna dari Firman Allah dalam QS Al Hujurat ayat 8 bahwa sesungguhnya sesama mu’min itu bersaudara laksana saudara kandung. Bukan persaudaraan biasa sebagai sesama manusia.

Panitia menghadirkan dua pemateri, yaitu Khoirul Anwar, S.Ag. M.Pd. (CEO TIMES Indonesia) sebagai pemateri pertama yang mengupas masalah literasi digital terkait Peran Generasi Milenial dalam Memperkokoh Ukhuwah antar Organisasi Pemuda Islam. Sedangkan pemateri kedua adalah Ass.Prof. Dr. Zulfi Mubaraq, M.Ag. (Dosen UIN Malang) yang menelaah gerakan Back to Mosque guna Optimalisasi peran Masjid dalam Mengembangkan Potensi Remaja.
Khoirul Anwar banyak menyoroti ketidaksadaran pemuda atas dampak metadata yang mensetting pola pikir dan pola sikap mereka sehingga over persepsi, over tafsir dan mudah menyimpulkan dengan kemampuan yang terbatas bahkan kadang keliru. Harusnya menurut Anwar, pemuda bisa mengimplementasikan semangat aktivis masjid yang mengedepankan tabayyun dan menghindari mudharat (dar’ul mafasid).
Selaras dengan itu, Zulfi Mubaraq juga mengajak pemuda-pemuda islam kembali ke Masjid. “Ini bukan hanya kembali dalam arti fisik dimana orangnya ke masjid, tapi lebih dari itu, yaitu ghirah dan sikapnya juga diilhami dari masjid sebagai sentra penguatan keimanan, aktivitas ibadah, percontohan keluhuran akhlak, pemberdayaan ummat, edukasi publik, dan sentra bhakti sosial.” ujar Zulfi. Kegiatan tersebut disambut baik oleh peserta. Mereka ingin selanjutnya ada langkah kongkrit dari MUI untuk berbuat bersama pemuda untuk memperkokoh ukhuwah ummat di level bawah. Sementara ketua Fatayat NU Kota Malang yang hadir sebagai peserta, berharap ada kegiatan lanjutan sebagai follow up guna meningkatkan literasi digital dalam perspektif agama, bagi pemuda di Kota Malang. (MF/MUI)